Banyak dari sahabat SEJATI Bengkel yang binggung dalam membeli oli mesin untuk menganti oli mobil kesayangan yang dipergunakan. Yuk kita kupas seperti apa dan apa saja kandungan oli? Setiap kita berkunjung ke bengkel mobil atau tempat penganti oli mobil banyak disuguhkan berbagai macam merk dan membuat binggung untuk mengambil keputusan memilih oli mesin apa yang terbaik. Mari kita kupas satu demi satu apa saja kandungan dari oli yang beredar di pasaran.
Viskositas.
Mengapa viskositas yang tepat dibutuhkan?, karena viskositas yang tidak tepat akan mempengaruhi gesekan, keausan, pendinginan, kemampuan sealingnya (menyekat) dan jumlah penambahan pelumas selama mesin bekerja. Viskositas akan berubah2 sesuai dengan temperatur, oleh karena itu temperatur kerja penting dalam penentuan viskositas. Biasanya pengukuran viskositas menurut standard ASTM, SUS (Saybolt Universal Second) pada dua standard temperatur yaitu 100 dan 200 ° F, ada pula beberapa mesin yang merekomendasikan pelumas dengan SAE grade untuk melumasi mesinnya.
VI (Viscosity Index)
Adalah kemampuan pelumas untuk tetap stabil pada setiap perubahan temperatur, untuk ini diperlukan penambahan additive viscosity index improver.
Pour Point.
Sifat kritis dari pelumas, sebab minyak pelumas harus tetap encer dan dapat memenuhi fungsinya pada suhu rendah selama suhu operasi maupun suhu lingkungan. Sehingga pour point pelumas harus lebih rendah dari suhu tersebut agar tetap dapat mengalir.
Gravity.
Pengukuran density dengan menggunakan hydrometer disebutkan dalam derajat API, disini kita dapat mengetahui pelumas berbahan dasar parafin atau naphtenic, pelumas diatas 24° API digolongkan parafinic sedangkan dibawah 24° API naphtenic (lihat keterangannya di sesion kompresor untuk pendinginan).
Flash Point.
Ini adalah temperatur yang terendah dimana pelumas menghasilkan uap yang bila terpercik api akan terbakar.
Semakin tinggi flash point maka semakin kecil kemungkinan terbakarnya dan uap yang dihasilkan pun semakin kecil.
Foaming Resistance/Kemampuan Untuk Tidak Berbusa.
Adalah waktu yang dibutuhkan untuk menghilangkan busa yang terbentuk sesuai standard test pada permukaan pelumas. Minyak pelumas yang menggunakan additive akan berbusa lebih banyak dari yang tidak, untuk ini diperlukan additive anti foam.
Demulsibility.
Adalah waktu yang dibutuhkan pelumas, untuk memisahkan diri dari air. Sesuai standart test, air dimasukan dalam pelumas lalu diaduk hingga timbul busa stop dan lihat berapa lama busa menghilang.
Kemampuan Ketahanan Terhadap Oxidasi.
Kemampuan pelumas untuk bertahan pada temperatur antara 200 sampai 350° F dengan adanya udara dan berbagai katalis seperti air, besi, dan tembaga, dilihat akankah munculnya lumpur atau penambahan asam dan juga viskositas bertambah. Untuk mencegah ini diperlukan penambahan oxidation inhibitor.
Kemampuan Ketahanan Terhadap Karat.
Kemampuan pelumas terhadap karat, yang dimaksud karat disini adalah karat yang disebabkan oleh air. Pada test laboratorium, sebatang besi yang sudah dipoles bersih dari karat dimasukan kedalam campuran 10% air dalam pelumas, kemudian diaduk dan dipanaskan pada suhu tetap 140 ° F selama 24 jam. Kemudian dilihat apakah batang besi berkarat. Untuk ini pun diperlukan additive anti rust.
Ketahanan terhadap korosi yang timbul dari reaksi pelumas dan part mesin dan udara.
Dalam percobaan di laboratorium selembar copper yang sudah sesuai dengan standard percobaan dimasukan dalam pelumas dan dipanaskan dalam 212 °F temperatur dipertahankan selama 3 jam, kemudian setelah itu dilihat apakah ada noda karat di copper. Pelumas yang baik hanya meninggalkan noda yang tipis dan untuk ini pula diperlukan additive anti karat untuk mengatasi karat bila diperlukan.
Detergency dan dispersancy .
Additive ini perlu ditambahkan untuk membuat bagian bagian mesin tetap bersih dan kotoran tetap ada dalam oli dalam ukuran kecil yang akan nantinya di tangkap oleh filter oli.
Penambahan Compound dalam Pelumas.
Tujuannya untuk mencegah air melekat pada bagian mesin sehingga pelumasan menjadi lebih baik dan mencegah terjadinya karat.
Anti Aus (wear) dan EP (extreem pressure) additive.
Berguna saat lapisan film menjadi sangat tipis yang mana membuatnya menjadi lebih kuat pada metal metal yang bergesekan dan membuat perlindungan ekstra.
Demikian product knowledge yang dapat SEJATI Bengkel informasikan karena kami adalah bengkel mobil yang memberikan informasi berdasarkan data dan menjadikan kami bengkel mobil terbaik dan bengkel mobil rekomendasi sahabat SEJATI Bengkel dimanapun berada.
Terima kasih semoga bermanfaat.